Sabtu, 03 April 2010

Bagaimana Berbagi Cinta ?

Cinta yang terjalin sesame kaum muslimin
Merupakan sarana utama yang akan
Melahirkan rekahan senyum, kelapangan
dada, dan pertautan hati.

Mencintai saudara seiman bukan hanya sebuah tuntutan dari cinta itu sendiri. Tapi merupakan syarat kesempurnaan iman. Dan, cinta yang diberikan kepada saudara seiman seharus¬nya sebanding dan sejajar kualitasnya dengan yang kits berikan pads diri sendiri. Rasulullah saw bersabda, tidak sempuma iman seseorang di antara kalian, sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri," (HR Muslim).Kita tidak perlu khawatir kekurangan atau kehilangan cinta. Karena cinta bukan bends yang jika diberi¬kan akan berkurang atau hilang. Kita bisa memberikan cinta kita kepada ratusan orang dan kita tetap memiliki cinta seperti semula. Tentu saja, cinta sesama saudara seiman tidak boleh melampaui batas cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Dengan kata lain, ketika cinta kepada sesama menuntut adanya pertentangan dengan spa yang digariskan Allah, maka yang harus dida-hulukan adalah aturan-Nya.
Agar cinta tumbuh dan berkembang ia harus dirawat. lbarat bungs, cinta tak boleh dibiarkan begitu saja. la tak hanya memerlukan siraman, tapi juga pupuk dan perhatian. Kadang kala ia harus diberikan perhatian lebih. Kalau tidak cinta akan layu, tak jadi berbuah. Ada beberapa hal yang bisa menyegarkan cinta sesama saudara agar ia tumbuh berkembang. Di antaranya:
Pertama, menyatakan cinta. Jangan berpikir orang lain bisa mengetahui perasaan kita. Cinta memerlukan ucapan. Rasulullah mengajarkan kepada umatnya untuk saling mengungkapkan cinta kepada saudaranya. Dalam sebuah hadits Rasulullah saw bersabda, "Jika salah seorang di antara kalian mencintai saudaranya, maka ung¬kapkanlah," (HR Ahmad). Pengungkapan ini akan membuat orang yang mendengar merasa senang. Dan inilah yang akan menyegarkan kasih sayangnya dan membalasnya dengan cinta juga.
Kedua, saling memberi hadiah. Rasulullah saw bersabda, "Sating memberi hadiahlah niscaya kamu akan saling mencintai," (HR Bukhari dalam Adabul Mufrad). Dalam hadits lain beliau bersabda, "Berilah hadiah, karena hadiah mendatangkan cinta kasih dan menghilangkan rasa benci," (HR ad-Dailami). Pemberian hadiah tak selamanya harus menunggu momen-momen tertentu. Bahkan, ia bisa menjadi kejutan yang akan menambah cinta antar sesama. Hadiah yang diberikan tak mesti barang mahal. Yang diukur bukan nilainya, tapi makna hadiah itu sendiri. Rasulullah saw mengajarkan untuk selalu ingat kepada saudara khususnya yang terdekat. Beliau mengajarkan kiat jitu dalam berte¬tangga melalui sabdanya, "Jika kalian memasak sayur, maka perbanyaklah kuahnya dan berikanlah kepada tetanggamu," (HR Muslim).
Ketiga, saling mengunjungi. "Kunjungilah saudaramu, maka cintamu akan bertambah," (HR Bukhari). Demikian pesan Rasulullah. Beliau pernah menceritakan tentang seorang laki-laki yang sering mengunjungi saudaranya atas dasar cinta kepada Allah. Malaikat membedtahukan, bahwa Allah mencintai lak-laki tersebut sebagaimana ia mencintai saudaranya (HR Muslim). Mereka yang dikunjungi akan merasa senang. Penyakit hati yang mungkin aria di antara mereka akan hilang searing dengan bertemunya dua saudara. Dalam konteks dunia modern seperti sekarang, jarak yang jauh tidak menjadi kendala untuk saling mengunjungi. Sarana transportasi seperti scat ini merupakan penunjang utama terjalinnya cinta kasih sesama saudara.
Keempat, memberi salam dan berjabat tangan ketika bertemu. Inilah salah satu adab Islam yang Bering kali dilupakan kaum muslimin. Padahal, Rasulullah saw sudah mengingatkan, "Kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman. Dan kalian tidak akan beriman sehingga kalian saling men¬cintai. Maukah saga tunjukkan satu cara yang jika kalian lakukan, kalian akan saling mencintai? Sebarkan salam di antara kalian," (HR Muslim).
Pada kesempatan lain beliau juga bersabda, `Tidak ada dua orang muslim yang bertemu lalu saling menjabat tangan kecuali diampuni dosa mereka sebelum berpisah," (HR Abu Daud).
Kelima, tersenyum. ini adalah sebuah ungkapan rasa gembira, hasil sebuah reaksi tutus yang ada dalam jiwa, yang mampu menggerakkan hati, memancarkan cahaya di wajah. Ekpsresi ini memang tak bersuara, tapi mampu menorehkan kesan ke dalam hati, untuk merajut cinta yang lebih erat. Karenanya, Rasulullah saw mengibaratkan, "Senyum kamu di depan wajah saudaramu adalah sedekah," (HR Tirmidzi).
Cinta kasih antar sesama muslimin bisa dirajut di mana saja. Di tempat kerja, di rumah, dengan tetangga dan bahkan di tempat-tempat umum. Jika cinta sejati ini tumbuh dan berkembang dengan balk, kita akan memetik buah ukhuwah. Inilah yang akan menjadi modal kita untuk menyatukan umat menggapai segala keberhasilan. Amin.
Oleh: Hepi Andi

Tanda-tanda Jatuh Cinta
1. Selalu ingin bertemu. Orang yang jatuh cinta kepada Allah selalu ingin bertemu dengan-Nya. Hal ini ia wujudkan dengan shalat.
2. Male-malu jika yang dicintai memandangnya. Sikap ini tercermin nyata bagi kaum hawa. Aplikasi tingkat malu mereka lebih tinggi daripada prig. Cinta kepada Allah akan membuat kita merasa malu bila sampai melakukan kesalahan.
3. Banyak mengingat dan menyebut nama yang di¬cintainya. Orang yang jatuh cinta merasa bangga ketika menyebut yang dicintainya, terutama di kala dalam keadaan bahaya. Inilah yang diisyaratkan Allah dalam firman-Nya, "...jika kalian bertemu de¬ngan musuh, berteguhhatilah dan sebutlah nama Allah sebanyak-banyaknya," PS al-Anfal: 45).
4. Tunduk kepada apa yang dipedntahkan yang di¬cintainya. Imam Syafi'i pemah bertutur dalam syair¬nya, "Seandainya cintamu itu benar, tentu engkau akan menaatinya. Karena sang pencinta pasti akan menuruti yang dicintainya." Allah juga berfirman, "Jika kalian mencintai Allah, ikutilah aku (Muhammad) niscaya Allah mengasihi dan mengampuni . dosa-dosa kalian," (QS al-Maidah: 31).
5. Sabar terhadap ujian dad yang dicintainya. Bahkan, kesabaran itu hares menjadi ketaatan.
6. Mencintai apa yang dicintai sang kekasihnya. Diceritakan bahwa Anas bin Malik menyukai labu karena Rasulullah saw menyukai buah itu.
7. Cemburu terhadap yang dicintainya. Ketika Sa'ad bin Ubadah menggambarkan, jika ia menemukan istrinya bersama laki-laki lain, ia akan march dan membunuhnya lantaran cemburu, Rasulullah saw bersabda, "Apakah kalian heran terhadap kecemburuan Sdad? Sungguh aku lebih pencemburu daripada Sa'ad. Allah lebih pencemburu daripada aku," (HR Bukhati Muslim).
8. Bersedia berkorban untuk yang dicintainya. Hal ini telah dicontohkan oleh para sahabat. Mereka bersedia mengorbankan apa saja demi kejayaan Islam yang mereka cintai.
9. Bergetar jika disebut nama atau sesuatu yang berkenaan dengan yang dicintainya. Inilah sifat orang-orang mukmin yang digambarkan Allah dalam firman-Nya, "Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang bila disebut nama Allah, bergetarlah hatinya... "(QS al-Anfal: 2).
Oleh: Hepi Andi
Sumber: Raudhatul Muhibbin, Ibnu Qayyim al-Jauziyah